Senin, 30 September 2019

sastra lampung , senin 1 oktober 2019

VIc VId
Bentuk-Bentuk Sastra Puisi Lampung
  Paradinei/Paghadini
Paradinei/paghadini adalah puisi Lampung yang biasa digunakan dalam upacara penyambutan tamu pada saat berlangsungnya pesta pernikahan secara adat. Paradinei/paghadini diucapkan jurubicara masing-masing pihak, baik pihak yang datang maupun yang didatangi. Secara umum, isi paradinei/paghadini berupa tanya jawab tentang maksud atau tujuan kedatangan.
Contoh
         Tabik pun nabik tabik,tabik pun ngalimpukha         sikam ji sanak tepik,haga numpang butanya         mahaf ki salah cutik,gelakhne mangkung biasa         sikam numpang butanya,jama pekhwatin si wat dija         kuti ji anjak ipa,api haga cekhita         dst. 
b.      Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan
Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan adalah salah satu jenis sastra lisan Lampung yang berbentuk puisi, yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan atau nasihat dalam upacara pemberian gelar adat (adek/adok). untuk wilayah Lampung Barat Belalau dikenal dengan istilah betettah adok atau butattah. Adapun ciri-ciri pepaccur adalah :
1.      Tidak ada pembukaan
2.      Berisikan nasihat
3.      Memiliki pola ab ab, abcd, abc abc
4.      Dapat dilakukan dimana sajabagi yang memerlukan nasihat.
Sudah menjadi adat masyarakat Lampung bahwa pada saat bujang atau gadis meninggalkan masa remajanya, pasangan pengantin itu diberi adek/adok sebagai penghormatan dan tanda bahwa mereka sudah berumah tangga. Pemberian adek/adok dilakukan dalam upacara adat yang dikenal dengan istilah ngamai adek/ngamai adok (jika dilakukan di tempat mempelai wanita), nandekken adek dan inei adek/nandok,
             gelakhne ............. anjak pekon .............             bingi hinji lagi senang sekhta bahagia             lain moneh tipugampang astawa dipumudah             adokne sanak sinji yakdo lah ............             dst. 
c.       Segata
Pantun/Segata/Adi-Adi adalah salah satu jenis puisi Lampung yang di kalangan etnik Lampung lazim digunakan dalam acara-acara yang sifatnya untuk bersukaria, misalnya pengisi acara muda-mudi nyambai, miyah damagh, kedayek. orang jawa mengenal segata dengan istila sisindiran.
 1). Ciri-ciri sagata adalah :
a)      4 baris seuntai
b)      Berirama ab ab
c)      Baris 1,2 sampiran , 3,4 berupa isi
2). Macam-macam sagata :
a)      Sagata sanak ngabambang (mengasuh anak)
b)      Sagata nyindegh / nyindir (sindiran)
c)      Sagata bukahaga / bekahago (percintaan)
d)     Sagata lalaga’an / lelaga’an (berolok-olok)
e)      Sagata nangguh (berpamitan)
Contoh pattun/segata:
kapan kak malam minggu
sanak debah debingi
mak ngeliah pudakmu
mak hinok sampai pagi
d.      Bebandung
Bebandung adalah puisi Lampung yang berisi petuah-petuah atau ajaran yang berkenaan dengan agama Islam. Pada zaman dahulu bubandung di gunakan untuk menyampaikan pesan-pesan atau nasihat kepada orang lain dengan cara sindiran ,terkadang di buat dalam bentuk puisi.
Bubandung artinya bertemu ,bebandung adalah pertemuan yang disampaikan pada saat mengadakan pertemuan adat, acara bujang gadis dan sebagainya. Pada umumnya bubandung berisikan :
1.      Bubandung santeghi berisikan nasihat agama maupun ajaran bermasyarakat.
2.      Bubandung cekhita berisi cerita. Misalnya cerita kesedihan, cerita kegembiraan dan lain-lain.
3.      Bubandung usul (taghsul) berisi ajaran keyakinan idiologi yang perlu di tanamkan.
Contoh bubandung santeghi :
Nabi Muhammad ino Rosul
Alam rayo pun bersyukur
Ghasone selamat tigeh dikubur
Carone shalat zakat dan jujur
Gajah lapah cakak mubil
  haga atraksi main bal
Nayah jelma pandai bedalil
Padahal sena ngurangi amal
e.       Ringget /Pisaan
Ringget/pisaan/dadi/highing-highing/wayak/ngehahaddo/hahiwang adalah puisi tradisi Lampung yang lazim digunakan sebagai pengantar acara adat, pelengkap acara pelepasan pengantin wanita ke tempat pengantin pria, pelengkap acara tarian adat (cangget), pelengkap acara muda-mudi (nyambai, miyah damagh, atau kedayek), senandung saat meninabobokan anak, dan pengisi waktu bersantai. Contoh ringget dengan menggunakan dialek “O”, untuk dialek a menyusul wkwk :
Ikam ago betulang
Perwatin ghadeu mengan
Cubo pai sedeu kupei
Butangguh ago mulang
Jamo gham selakian
Jam unyin muaghei
Suaro ghadeu lattang
Ino tando mak supan
Gegeh dilem ngipei
Lain ikam mak senang
Jamo gham sekalian
Kimak ino raso atei
Lai ikam mak senang
Jam kham sekalian
Kimak ina khasa hati
f.       Talibun
Talibun adalah karya sastra lisan berupa pantun seuntai dan memiliki rumusan sajak akhir abc, abc. contoh :
Nagalinang luh ngaghawang
Unyin sikam sai di tinggal
Sanak atawa pamili
Kibau kak haga ngubang
Lamun ghasan mak gagak
Mulli sikam jo sepi
Gegoh tanjagh kelittang
Susunan anjak awal
Tata titi perreti
Bunyi canang sai lattang
Ngucap selamat tinggal
Sanggup ghasani kughuk buwi
g.      Hahiwang
Yaitu bentuk puisi yang berisikan suatu kisah atau cerita sedih. Perbedaan hahiwang dengan bubandung adalah :
1)      Bubandung berisi kegembiraan atau kelucuan ,sedangkan hahiwang berisi cerita sedih
2)      Syair dari bubandung terdiri dari empat baris dari tiap bait, sedangkan hahiwang enam baris tiap bait atau lebih
3)      Lagu/ ritme bubandung dilagukan dengan nada kegembiraan ,sedang hahiwang dengan nada yang sedih.
Contoh hahiwangan dalam dialek “A” :
Sakik sikam ji nimbang
Kak kapan ago segai
Hiwang ni sanak malang
Sikal kilu mahap pai
Hgatong mangedok sai di usung
Ya gila sanak aghuk
Apak ni saka lijung
Sisi di tinggal induk
Sisi di tinggal induk
Mangedok daya lagi
Sikam ghatong jak bungkuk
Nyeghahko jama kuti 
Tabikpun di puskam kaunyinna, kalau ya keteghima

Minggu, 29 September 2019

teks lampung lisan dan tulisan, senin, 30 september 2019

VIc VId
Bentuk-Bentuk Sastra Puisi Lampung
  Paradinei/Paghadini
Paradinei/paghadini adalah puisi Lampung yang biasa digunakan dalam upacara penyambutan tamu pada saat berlangsungnya pesta pernikahan secara adat. Paradinei/paghadini diucapkan jurubicara masing-masing pihak, baik pihak yang datang maupun yang didatangi. Secara umum, isi paradinei/paghadini berupa tanya jawab tentang maksud atau tujuan kedatangan.
Contoh
         Tabik pun nabik tabik,tabik pun ngalimpukha         sikam ji sanak tepik,haga numpang butanya         mahaf ki salah cutik,gelakhne mangkung biasa         sikam numpang butanya,jama pekhwatin si wat dija         kuti ji anjak ipa,api haga cekhita         dst. 
b.      Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan
Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan adalah salah satu jenis sastra lisan Lampung yang berbentuk puisi, yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan atau nasihat dalam upacara pemberian gelar adat (adek/adok). untuk wilayah Lampung Barat Belalau dikenal dengan istilah betettah adok atau butattah. Adapun ciri-ciri pepaccur adalah :
1.      Tidak ada pembukaan
2.      Berisikan nasihat
3.      Memiliki pola ab ab, abcd, abc abc
4.      Dapat dilakukan dimana sajabagi yang memerlukan nasihat.
Sudah menjadi adat masyarakat Lampung bahwa pada saat bujang atau gadis meninggalkan masa remajanya, pasangan pengantin itu diberi adek/adok sebagai penghormatan dan tanda bahwa mereka sudah berumah tangga. Pemberian adek/adok dilakukan dalam upacara adat yang dikenal dengan istilah ngamai adek/ngamai adok (jika dilakukan di tempat mempelai wanita), nandekken adek dan inei adek/nandok,
             gelakhne ............. anjak pekon .............             bingi hinji lagi senang sekhta bahagia             lain moneh tipugampang astawa dipumudah             adokne sanak sinji yakdo lah ............             dst. 
c.       Segata
Pantun/Segata/Adi-Adi adalah salah satu jenis puisi Lampung yang di kalangan etnik Lampung lazim digunakan dalam acara-acara yang sifatnya untuk bersukaria, misalnya pengisi acara muda-mudi nyambai, miyah damagh, kedayek. orang jawa mengenal segata dengan istila sisindiran.
 1). Ciri-ciri sagata adalah :
a)      4 baris seuntai
b)      Berirama ab ab
c)      Baris 1,2 sampiran , 3,4 berupa isi
2). Macam-macam sagata :
a)      Sagata sanak ngabambang (mengasuh anak)
b)      Sagata nyindegh / nyindir (sindiran)
c)      Sagata bukahaga / bekahago (percintaan)
d)     Sagata lalaga’an / lelaga’an (berolok-olok)
e)      Sagata nangguh (berpamitan)
Contoh pattun/segata:
kapan kak malam minggu
sanak debah debingi
mak ngeliah pudakmu
mak hinok sampai pagi
d.      Bebandung
Bebandung adalah puisi Lampung yang berisi petuah-petuah atau ajaran yang berkenaan dengan agama Islam. Pada zaman dahulu bubandung di gunakan untuk menyampaikan pesan-pesan atau nasihat kepada orang lain dengan cara sindiran ,terkadang di buat dalam bentuk puisi.
Bubandung artinya bertemu ,bebandung adalah pertemuan yang disampaikan pada saat mengadakan pertemuan adat, acara bujang gadis dan sebagainya. Pada umumnya bubandung berisikan :
1.      Bubandung santeghi berisikan nasihat agama maupun ajaran bermasyarakat.
2.      Bubandung cekhita berisi cerita. Misalnya cerita kesedihan, cerita kegembiraan dan lain-lain.
3.      Bubandung usul (taghsul) berisi ajaran keyakinan idiologi yang perlu di tanamkan.
Contoh bubandung santeghi :
Nabi Muhammad ino Rosul
Alam rayo pun bersyukur
Ghasone selamat tigeh dikubur
Carone shalat zakat dan jujur
Gajah lapah cakak mubil
  haga atraksi main bal
Nayah jelma pandai bedalil
Padahal sena ngurangi amal
e.       Ringget /Pisaan
Ringget/pisaan/dadi/highing-highing/wayak/ngehahaddo/hahiwang adalah puisi tradisi Lampung yang lazim digunakan sebagai pengantar acara adat, pelengkap acara pelepasan pengantin wanita ke tempat pengantin pria, pelengkap acara tarian adat (cangget), pelengkap acara muda-mudi (nyambai, miyah damagh, atau kedayek), senandung saat meninabobokan anak, dan pengisi waktu bersantai. Contoh ringget dengan menggunakan dialek “O”, untuk dialek a menyusul wkwk :
Ikam ago betulang
Perwatin ghadeu mengan
Cubo pai sedeu kupei
Butangguh ago mulang
Jamo gham selakian
Jam unyin muaghei
Suaro ghadeu lattang
Ino tando mak supan
Gegeh dilem ngipei
Lain ikam mak senang
Jamo gham sekalian
Kimak ino raso atei
Lai ikam mak senang
Jam kham sekalian
Kimak ina khasa hati
f.       Talibun
Talibun adalah karya sastra lisan berupa pantun seuntai dan memiliki rumusan sajak akhir abc, abc. contoh :
Nagalinang luh ngaghawang
Unyin sikam sai di tinggal
Sanak atawa pamili
Kibau kak haga ngubang
Lamun ghasan mak gagak
Mulli sikam jo sepi
Gegoh tanjagh kelittang
Susunan anjak awal
Tata titi perreti
Bunyi canang sai lattang
Ngucap selamat tinggal
Sanggup ghasani kughuk buwi
g.      Hahiwang
Yaitu bentuk puisi yang berisikan suatu kisah atau cerita sedih. Perbedaan hahiwang dengan bubandung adalah :
1)      Bubandung berisi kegembiraan atau kelucuan ,sedangkan hahiwang berisi cerita sedih
2)      Syair dari bubandung terdiri dari empat baris dari tiap bait, sedangkan hahiwang enam baris tiap bait atau lebih
3)      Lagu/ ritme bubandung dilagukan dengan nada kegembiraan ,sedang hahiwang dengan nada yang sedih.
Contoh hahiwangan dalam dialek “A” :
Sakik sikam ji nimbang
Kak kapan ago segai
Hiwang ni sanak malang
Sikal kilu mahap pai
Hgatong mangedok sai di usung
Ya gila sanak aghuk
Apak ni saka lijung
Sisi di tinggal induk
Sisi di tinggal induk
Mangedok daya lagi
Sikam ghatong jak bungkuk
Nyeghahko jama kuti 
Tabikpun di puskam kaunyinna, kalau ya keteghima

Kamis, 26 September 2019

Sastra Lampung , jumat 27 september 2019

VIc VId
Bentuk-Bentuk Sastra Puisi Lampung
a.      Paradinei/Paghadini
Paradinei/paghadini adalah puisi Lampung yang biasa digunakan dalam upacara penyambutan tamu pada saat berlangsungnya pesta pernikahan secara adat. Paradinei/paghadini diucapkan jurubicara masing-masing pihak, baik pihak yang datang maupun yang didatangi. Secara umum, isi paradinei/paghadini berupa tanya jawab tentang maksud atau tujuan kedatangan.
Contoh
         Tabik pun nabik tabik,tabik pun ngalimpukha         sikam ji sanak tepik,haga numpang butanya         mahaf ki salah cutik,gelakhne mangkung biasa         sikam numpang butanya,jama pekhwatin si wat dija         kuti ji anjak ipa,api haga cekhita         dst. 
b.      Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan
Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan adalah salah satu jenis sastra lisan Lampung yang berbentuk puisi, yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan atau nasihat dalam upacara pemberian gelar adat (adek/adok). untuk wilayah Lampung Barat Belalau dikenal dengan istilah betettah adok atau butattah. Adapun ciri-ciri pepaccur adalah :
1.      Tidak ada pembukaan
2.      Berisikan nasihat
3.      Memiliki pola ab ab, abcd, abc abc
4.      Dapat dilakukan dimana sajabagi yang memerlukan nasihat.
Sudah menjadi adat masyarakat Lampung bahwa pada saat bujang atau gadis meninggalkan masa remajanya, pasangan pengantin itu diberi adek/adok sebagai penghormatan dan tanda bahwa mereka sudah berumah tangga. Pemberian adek/adok dilakukan dalam upacara adat yang dikenal dengan istilah ngamai adek/ngamai adok (jika dilakukan di tempat mempelai wanita), nandekken adek dan inei adek/nandok,
             gelakhne ............. anjak pekon .............             bingi hinji lagi senang sekhta bahagia             lain moneh tipugampang astawa dipumudah             adokne sanak sinji yakdo lah ............             dst. 
c.       Segata
Pantun/Segata/Adi-Adi adalah salah satu jenis puisi Lampung yang di kalangan etnik Lampung lazim digunakan dalam acara-acara yang sifatnya untuk bersukaria, misalnya pengisi acara muda-mudi nyambai, miyah damagh, kedayek. orang jawa mengenal segata dengan istila sisindiran.
 1). Ciri-ciri sagata adalah :
a)      4 baris seuntai
b)      Berirama ab ab
c)      Baris 1,2 sampiran , 3,4 berupa isi
2). Macam-macam sagata :
a)      Sagata sanak ngabambang (mengasuh anak)
b)      Sagata nyindegh / nyindir (sindiran)
c)      Sagata bukahaga / bekahago (percintaan)
d)     Sagata lalaga’an / lelaga’an (berolok-olok)
e)      Sagata nangguh (berpamitan)
Contoh pattun/segata:
kapan kak malam minggu
sanak debah debingi
mak ngeliah pudakmu
mak hinok sampai pagi
d.      Bebandung
Bebandung adalah puisi Lampung yang berisi petuah-petuah atau ajaran yang berkenaan dengan agama Islam. Pada zaman dahulu bubandung di gunakan untuk menyampaikan pesan-pesan atau nasihat kepada orang lain dengan cara sindiran ,terkadang di buat dalam bentuk puisi.
Bubandung artinya bertemu ,bebandung adalah pertemuan yang disampaikan pada saat mengadakan pertemuan adat, acara bujang gadis dan sebagainya. Pada umumnya bubandung berisikan :
1.      Bubandung santeghi berisikan nasihat agama maupun ajaran bermasyarakat.
2.      Bubandung cekhita berisi cerita. Misalnya cerita kesedihan, cerita kegembiraan dan lain-lain.
3.      Bubandung usul (taghsul) berisi ajaran keyakinan idiologi yang perlu di tanamkan.
Contoh bubandung santeghi :
Nabi Muhammad ino Rosul
Alam rayo pun bersyukur
Ghasone selamat tigeh dikubur
Carone shalat zakat dan jujur
Gajah lapah cakak mubil
  haga atraksi main bal
Nayah jelma pandai bedalil
Padahal sena ngurangi amal
e.       Ringget /Pisaan
Ringget/pisaan/dadi/highing-highing/wayak/ngehahaddo/hahiwang adalah puisi tradisi Lampung yang lazim digunakan sebagai pengantar acara adat, pelengkap acara pelepasan pengantin wanita ke tempat pengantin pria, pelengkap acara tarian adat (cangget), pelengkap acara muda-mudi (nyambai, miyah damagh, atau kedayek), senandung saat meninabobokan anak, dan pengisi waktu bersantai. Contoh ringget dengan menggunakan dialek “O”, untuk dialek a menyusul wkwk :
Ikam ago betulang
Perwatin ghadeu mengan
Cubo pai sedeu kupei
Butangguh ago mulang
Jamo gham selakian
Jam unyin muaghei
Suaro ghadeu lattang
Ino tando mak supan
Gegeh dilem ngipei
Lain ikam mak senang
Jamo gham sekalian
Kimak ino raso atei
Lai ikam mak senang
Jam kham sekalian
Kimak ina khasa hati
f.       Talibun
Talibun adalah karya sastra lisan berupa pantun seuntai dan memiliki rumusan sajak akhir abc, abc. contoh :
Nagalinang luh ngaghawang
Unyin sikam sai di tinggal
Sanak atawa pamili
Kibau kak haga ngubang
Lamun ghasan mak gagak
Mulli sikam jo sepi
Gegoh tanjagh kelittang
Susunan anjak awal
Tata titi perreti
Bunyi canang sai lattang
Ngucap selamat tinggal
Sanggup ghasani kughuk buwi
g.      Hahiwang
Yaitu bentuk puisi yang berisikan suatu kisah atau cerita sedih. Perbedaan hahiwang dengan bubandung adalah :
1)      Bubandung berisi kegembiraan atau kelucuan ,sedangkan hahiwang berisi cerita sedih
2)      Syair dari bubandung terdiri dari empat baris dari tiap bait, sedangkan hahiwang enam baris tiap bait atau lebih
3)      Lagu/ ritme bubandung dilagukan dengan nada kegembiraan ,sedang hahiwang dengan nada yang sedih.
Contoh hahiwangan dalam dialek “A” :
Sakik sikam ji nimbang
Kak kapan ago segai
Hiwang ni sanak malang
Sikal kilu mahap pai
Hgatong mangedok sai di usung
Ya gila sanak aghuk
Apak ni saka lijung
Sisi di tinggal induk
Sisi di tinggal induk
Mangedok daya lagi
Sikam ghatong jak bungkuk
Nyeghahko jama kuti 
Tabikpun di puskam kaunyinna, kalau ya keteghima

Rabu, 25 September 2019

teks bahasa lampung , kamis 26 september 2019

Vc Vb
Festival Krakatau merupakan salah satu perhelatan kebudayaan unggulan dari Provinsi Lampung. Festival yang rutin diadakan setiap tahun ini merupakan parade kebudayaan yang mengangkat kekayaan budaya dan tradisi yang dimiliki Lampung. Selain itu, perhelatan ini juga menjadi ajang promosi potensi pariwisata yang dimiliki setiap kabupaten dan kota yang ada di Lampung.
Festival yang diramaikan dengan karnaval, atraksi seni tradisional, pameran, dan berbagai lomba ini mulai diadakan sejak tahun 1990. Dalam perjalanannya, terdapat banyak variasi yang dilakukan. Karenanya, dari tahun ke tahun, terdapat perbedaan pada konten acara yang ditampilkan. Bagian acara yang selalu mendapat perhatian besar adalah karnaval karena melibatkan partisipasi dari semua lapisan masyarakat.
Pada Oktober 2012, diadakan Festival Krakatau XXII. Acara yang dibuka oleh Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. ini berlangsung sangat meriah. Rangkaian acara berlangsung dari tanggal 6 Oktober sampai 13 Oktober 2012 dan dihadiri 22 duta besar negara-negara sahabat. Dalam rangkaian karnaval, ditampilkan pernak-pernik budaya tradisional Lampung, yang disandingkan dengan beraneka karya kreasi kontemporer.
Karnaval diisi dengan parade busana tradisional dari dua suku besar di Lampung, yaitu Sai Batin dan Pepadun. Ditampilkan pula kesenian topeng tradisional tupping dan sekura yang menjadi salah satu kekhasan seni tradisional Lampung. Karnaval juga dimeriahkan peragaan busana kreasi kontemporer dari bahan kain tapis. Selain itu, atraksi unik seperti parade baris berbaris polisi cilik, marching band, dan gajah-gajah dari Taman Nasional Way Kambas juga ikut meramaikan Festival Krakatau.

Selasa, 24 September 2019

festival krakatau b.lampung, rabu, 25 september 2019

VD
Festival Krakatau merupakan salah satu perhelatan kebudayaan unggulan dari Provinsi Lampung. Festival yang rutin diadakan setiap tahun ini merupakan parade kebudayaan yang mengangkat kekayaan budaya dan tradisi yang dimiliki Lampung. Selain itu, perhelatan ini juga menjadi ajang promosi potensi pariwisata yang dimiliki setiap kabupaten dan kota yang ada di Lampung.
Festival yang diramaikan dengan karnaval, atraksi seni tradisional, pameran, dan berbagai lomba ini mulai diadakan sejak tahun 1990. Dalam perjalanannya, terdapat banyak variasi yang dilakukan. Karenanya, dari tahun ke tahun, terdapat perbedaan pada konten acara yang ditampilkan. Bagian acara yang selalu mendapat perhatian besar adalah karnaval karena melibatkan partisipasi dari semua lapisan masyarakat.
Pada Oktober 2012, diadakan Festival Krakatau XXII. Acara yang dibuka oleh Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. ini berlangsung sangat meriah. Rangkaian acara berlangsung dari tanggal 6 Oktober sampai 13 Oktober 2012 dan dihadiri 22 duta besar negara-negara sahabat. Dalam rangkaian karnaval, ditampilkan pernak-pernik budaya tradisional Lampung, yang disandingkan dengan beraneka karya kreasi kontemporer.
Karnaval diisi dengan parade busana tradisional dari dua suku besar di Lampung, yaitu Sai Batin dan Pepadun. Ditampilkan pula kesenian topeng tradisional tupping dan sekura yang menjadi salah satu kekhasan seni tradisional Lampung. Karnaval juga dimeriahkan peragaan busana kreasi kontemporer dari bahan kain tapis. Selain itu, atraksi unik seperti parade baris berbaris polisi cilik, marching band, dan gajah-gajah dari Taman Nasional Way Kambas juga ikut meramaikan Festival Krakatau.

Senin, 23 September 2019

satra lampung, selasa 24 september 2019

VIb 
Bentuk-Bentuk Sastra Puisi Lampung
a.      Paradinei/Paghadini
Paradinei/paghadini adalah puisi Lampung yang biasa digunakan dalam upacara penyambutan tamu pada saat berlangsungnya pesta pernikahan secara adat. Paradinei/paghadini diucapkan jurubicara masing-masing pihak, baik pihak yang datang maupun yang didatangi. Secara umum, isi paradinei/paghadini berupa tanya jawab tentang maksud atau tujuan kedatangan.
Contoh
         Tabik pun nabik tabik,tabik pun ngalimpukha         sikam ji sanak tepik,haga numpang butanya         mahaf ki salah cutik,gelakhne mangkung biasa         sikam numpang butanya,jama pekhwatin si wat dija         kuti ji anjak ipa,api haga cekhita         dst. 
b.      Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan
Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan adalah salah satu jenis sastra lisan Lampung yang berbentuk puisi, yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan atau nasihat dalam upacara pemberian gelar adat (adek/adok). untuk wilayah Lampung Barat Belalau dikenal dengan istilah betettah adok atau butattah. Adapun ciri-ciri pepaccur adalah :
1.      Tidak ada pembukaan
2.      Berisikan nasihat
3.      Memiliki pola ab ab, abcd, abc abc
4.      Dapat dilakukan dimana sajabagi yang memerlukan nasihat.
Sudah menjadi adat masyarakat Lampung bahwa pada saat bujang atau gadis meninggalkan masa remajanya, pasangan pengantin itu diberi adek/adok sebagai penghormatan dan tanda bahwa mereka sudah berumah tangga. Pemberian adek/adok dilakukan dalam upacara adat yang dikenal dengan istilah ngamai adek/ngamai adok (jika dilakukan di tempat mempelai wanita), nandekken adek dan inei adek/nandok,
             gelakhne ............. anjak pekon .............             bingi hinji lagi senang sekhta bahagia             lain moneh tipugampang astawa dipumudah             adokne sanak sinji yakdo lah ............             dst. 
c.       Segata
Pantun/Segata/Adi-Adi adalah salah satu jenis puisi Lampung yang di kalangan etnik Lampung lazim digunakan dalam acara-acara yang sifatnya untuk bersukaria, misalnya pengisi acara muda-mudi nyambai, miyah damagh, kedayek. orang jawa mengenal segata dengan istila sisindiran.
 1). Ciri-ciri sagata adalah :
a)      4 baris seuntai
b)      Berirama ab ab
c)      Baris 1,2 sampiran , 3,4 berupa isi
2). Macam-macam sagata :
a)      Sagata sanak ngabambang (mengasuh anak)
b)      Sagata nyindegh / nyindir (sindiran)
c)      Sagata bukahaga / bekahago (percintaan)
d)     Sagata lalaga’an / lelaga’an (berolok-olok)
e)      Sagata nangguh (berpamitan)
Contoh pattun/segata:
kapan kak malam minggu
sanak debah debingi
mak ngeliah pudakmu
mak hinok sampai pagi
d.      Bebandung
Bebandung adalah puisi Lampung yang berisi petuah-petuah atau ajaran yang berkenaan dengan agama Islam. Pada zaman dahulu bubandung di gunakan untuk menyampaikan pesan-pesan atau nasihat kepada orang lain dengan cara sindiran ,terkadang di buat dalam bentuk puisi.
Bubandung artinya bertemu ,bebandung adalah pertemuan yang disampaikan pada saat mengadakan pertemuan adat, acara bujang gadis dan sebagainya. Pada umumnya bubandung berisikan :
1.      Bubandung santeghi berisikan nasihat agama maupun ajaran bermasyarakat.
2.      Bubandung cekhita berisi cerita. Misalnya cerita kesedihan, cerita kegembiraan dan lain-lain.
3.      Bubandung usul (taghsul) berisi ajaran keyakinan idiologi yang perlu di tanamkan.
Contoh bubandung santeghi :
Nabi Muhammad ino Rosul
Alam rayo pun bersyukur
Ghasone selamat tigeh dikubur
Carone shalat zakat dan jujur
Gajah lapah cakak mubil
  haga atraksi main bal
Nayah jelma pandai bedalil
Padahal sena ngurangi amal
e.       Ringget /Pisaan
Ringget/pisaan/dadi/highing-highing/wayak/ngehahaddo/hahiwang adalah puisi tradisi Lampung yang lazim digunakan sebagai pengantar acara adat, pelengkap acara pelepasan pengantin wanita ke tempat pengantin pria, pelengkap acara tarian adat (cangget), pelengkap acara muda-mudi (nyambai, miyah damagh, atau kedayek), senandung saat meninabobokan anak, dan pengisi waktu bersantai. Contoh ringget dengan menggunakan dialek “O”, untuk dialek a menyusul wkwk :
Ikam ago betulang
Perwatin ghadeu mengan
Cubo pai sedeu kupei
Butangguh ago mulang
Jamo gham selakian
Jam unyin muaghei
Suaro ghadeu lattang
Ino tando mak supan
Gegeh dilem ngipei
Lain ikam mak senang
Jamo gham sekalian
Kimak ino raso atei
Lai ikam mak senang
Jam kham sekalian
Kimak ina khasa hati
f.       Talibun
Talibun adalah karya sastra lisan berupa pantun seuntai dan memiliki rumusan sajak akhir abc, abc. contoh :
Nagalinang luh ngaghawang
Unyin sikam sai di tinggal
Sanak atawa pamili
Kibau kak haga ngubang
Lamun ghasan mak gagak
Mulli sikam jo sepi
Gegoh tanjagh kelittang
Susunan anjak awal
Tata titi perreti
Bunyi canang sai lattang
Ngucap selamat tinggal
Sanggup ghasani kughuk buwi
g.      Hahiwang
Yaitu bentuk puisi yang berisikan suatu kisah atau cerita sedih. Perbedaan hahiwang dengan bubandung adalah :
1)      Bubandung berisi kegembiraan atau kelucuan ,sedangkan hahiwang berisi cerita sedih
2)      Syair dari bubandung terdiri dari empat baris dari tiap bait, sedangkan hahiwang enam baris tiap bait atau lebih
3)      Lagu/ ritme bubandung dilagukan dengan nada kegembiraan ,sedang hahiwang dengan nada yang sedih.
Contoh hahiwangan dalam dialek “A” :
Sakik sikam ji nimbang
Kak kapan ago segai
Hiwang ni sanak malang
Sikal kilu mahap pai
Hgatong mangedok sai di usung
Ya gila sanak aghuk
Apak ni saka lijung
Sisi di tinggal induk
Sisi di tinggal induk
Mangedok daya lagi
Sikam ghatong jak bungkuk
Nyeghahko jama kuti 
Tabikpun di puskam kaunyinna, kalau ya keteghima

bentuk bentuk sastra puisi lampung, selasa 23 september 2019

VIb

Bentuk-Bentuk Sastra Puisi Lampung

a.      Paradinei/Paghadini

Paradinei/paghadini adalah puisi Lampung yang biasa digunakan dalam upacara penyambutan tamu pada saat berlangsungnya pesta pernikahan secara adat. Paradinei/paghadini diucapkan jurubicara masing-masing pihak, baik pihak yang datang maupun yang didatangi. Secara umum, isi paradinei/paghadini berupa tanya jawab tentang maksud atau tujuan kedatangan.

Contoh

         Tabik pun nabik tabik,tabik pun ngalimpukha         sikam ji sanak tepik,haga numpang butanya         mahaf ki salah cutik,gelakhne mangkung biasa         sikam numpang butanya,jama pekhwatin si wat dija         kuti ji anjak ipa,api haga cekhita         dst. 

b.      Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan

Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan adalah salah satu jenis sastra lisan Lampung yang berbentuk puisi, yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan atau nasihat dalam upacara pemberian gelar adat (adek/adok). untuk wilayah Lampung Barat Belalau dikenal dengan istilah betettah adok atau butattah. Adapun ciri-ciri pepaccur adalah :

1.      Tidak ada pembukaan

2.      Berisikan nasihat

3.      Memiliki pola ab ab, abcd, abc abc

4.      Dapat dilakukan dimana sajabagi yang memerlukan nasihat.

Sudah menjadi adat masyarakat Lampung bahwa pada saat bujang atau gadis meninggalkan masa remajanya, pasangan pengantin itu diberi adek/adok sebagai penghormatan dan tanda bahwa mereka sudah berumah tangga. Pemberian adek/adok dilakukan dalam upacara adat yang dikenal dengan istilah ngamai adek/ngamai adok (jika dilakukan di tempat mempelai wanita), nandekken adek dan inei adek/nandok,

             gelakhne ............. anjak pekon .............             bingi hinji lagi senang sekhta bahagia             lain moneh tipugampang astawa dipumudah             adokne sanak sinji yakdo lah ............             dst. 

c.       Segata

Pantun/Segata/Adi-Adi adalah salah satu jenis puisi Lampung yang di kalangan etnik Lampung lazim digunakan dalam acara-acara yang sifatnya untuk bersukaria, misalnya pengisi acara muda-mudi nyambai, miyah damagh, kedayek. orang jawa mengenal segata dengan istila sisindiran.

 1). Ciri-ciri sagata adalah :

a)      4 baris seuntai

b)      Berirama ab ab

c)      Baris 1,2 sampiran , 3,4 berupa isi

2). Macam-macam sagata :

a)      Sagata sanak ngabambang (mengasuh anak)

b)      Sagata nyindegh / nyindir (sindiran)

c)      Sagata bukahaga / bekahago (percintaan)

d)     Sagata lalaga’an / lelaga’an (berolok-olok)

e)      Sagata nangguh (berpamitan)

Contoh pattun/segata:

kapan kak malam minggu 
sanak debah debingi
mak ngeliah pudakmu 
mak hinok sampai pagi

d.      Bebandung

Bebandung adalah puisi Lampung yang berisi petuah-petuah atau ajaran yang berkenaan dengan agama Islam. Pada zaman dahulu bubandung di gunakan untuk menyampaikan pesan-pesan atau nasihat kepada orang lain dengan cara sindiran ,terkadang di buat dalam bentuk puisi.

Bubandung artinya bertemu ,bebandung adalah pertemuan yang disampaikan pada saat mengadakan pertemuan adat, acara bujang gadis dan sebagainya. Pada umumnya bubandung berisikan :

1.      Bubandung santeghi berisikan nasihat agama maupun ajaran bermasyarakat.

2.      Bubandung cekhita berisi cerita. Misalnya cerita kesedihan, cerita kegembiraan dan lain-lain.

3.      Bubandung usul (taghsul) berisi ajaran keyakinan idiologi yang perlu di tanamkan.

Contoh bubandung santeghi :

Nabi Muhammad ino Rosul

Alam rayo pun bersyukur

Ghasone selamat tigeh dikubur

Carone shalat zakat dan jujur

Gajah lapah cakak mubil

  haga atraksi main bal

Nayah jelma pandai bedalil

Padahal sena ngurangi amal

e.       Ringget /Pisaan

Ringget/pisaan/dadi/highing-highing/wayak/ngehahaddo/hahiwang adalah puisi tradisi Lampung yang lazim digunakan sebagai pengantar acara adat, pelengkap acara pelepasan pengantin wanita ke tempat pengantin pria, pelengkap acara tarian adat (cangget), pelengkap acara muda-mudi (nyambai, miyah damagh, atau kedayek), senandung saat meninabobokan anak, dan pengisi waktu bersantai. Contoh ringget dengan menggunakan dialek “O”, untuk dialek a menyusul wkwk :

Ikam ago betulang

Perwatin ghadeu mengan

Cubo pai sedeu kupei

Butangguh ago mulang

Jamo gham selakian

Jam unyin muaghei

Suaro ghadeu lattang

Ino tando mak supan

Gegeh dilem ngipei

Lain ikam mak senang

Jamo gham sekalian

Kimak ino raso atei

Lai ikam mak senang

Jam kham sekalian

Kimak ina khasa hati

f.       Talibun

Talibun adalah karya sastra lisan berupa pantun seuntai dan memiliki rumusan sajak akhir abc, abc. contoh :

Nagalinang luh ngaghawang

Unyin sikam sai di tinggal

Sanak atawa pamili

Kibau kak haga ngubang

Lamun ghasan mak gagak

Mulli sikam jo sepi

Gegoh tanjagh kelittang

Susunan anjak awal

Tata titi perreti

Bunyi canang sai lattang

Ngucap selamat tinggal

Sanggup ghasani kughuk buwi

g.      Hahiwang

Yaitu bentuk puisi yang berisikan suatu kisah atau cerita sedih. Perbedaan hahiwang dengan bubandung adalah :

1)      Bubandung berisi kegembiraan atau kelucuan ,sedangkan hahiwang berisi cerita sedih

2)      Syair dari bubandung terdiri dari empat baris dari tiap bait, sedangkan hahiwang enam baris tiap bait atau lebih

3)      Lagu/ ritme bubandung dilagukan dengan nada kegembiraan ,sedang hahiwang dengan nada yang sedih.

Contoh hahiwangan dalam dialek “A” :

Sakik sikam ji nimbang

Kak kapan ago segai

Hiwang ni sanak malang

Sikal kilu mahap pai

Hgatong mangedok sai di usung

Ya gila sanak aghuk

Apak ni saka lijung

Sisi di tinggal induk

Sisi di tinggal induk

Mangedok daya lagi

Sikam ghatong jak bungkuk

Nyeghahko jama kuti 

Tabikpun di puskam kaunyinna, kalau ya keteghima

Minggu, 22 September 2019

sastra puisi lampung, 23 september 2019

VIg, VIf

Bentuk-Bentuk Sastra Puisi Lampung

a.      Paradinei/Paghadini

Paradinei/paghadini adalah puisi Lampung yang biasa digunakan dalam upacara penyambutan tamu pada saat berlangsungnya pesta pernikahan secara adat. Paradinei/paghadini diucapkan jurubicara masing-masing pihak, baik pihak yang datang maupun yang didatangi. Secara umum, isi paradinei/paghadini berupa tanya jawab tentang maksud atau tujuan kedatangan.

Contoh

         Tabik pun nabik tabik,tabik pun ngalimpukha         sikam ji sanak tepik,haga numpang butanya         mahaf ki salah cutik,gelakhne mangkung biasa         sikam numpang butanya,jama pekhwatin si wat dija         kuti ji anjak ipa,api haga cekhita         dst. 

b.      Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan

Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan adalah salah satu jenis sastra lisan Lampung yang berbentuk puisi, yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan atau nasihat dalam upacara pemberian gelar adat (adek/adok). untuk wilayah Lampung Barat Belalau dikenal dengan istilah betettah adok atau butattah. Adapun ciri-ciri pepaccur adalah :

1.      Tidak ada pembukaan

2.      Berisikan nasihat

3.      Memiliki pola ab ab, abcd, abc abc

4.      Dapat dilakukan dimana sajabagi yang memerlukan nasihat.

Sudah menjadi adat masyarakat Lampung bahwa pada saat bujang atau gadis meninggalkan masa remajanya, pasangan pengantin itu diberi adek/adok sebagai penghormatan dan tanda bahwa mereka sudah berumah tangga. Pemberian adek/adok dilakukan dalam upacara adat yang dikenal dengan istilah ngamai adek/ngamai adok (jika dilakukan di tempat mempelai wanita), nandekken adek dan inei adek/nandok,

             gelakhne ............. anjak pekon .............             bingi hinji lagi senang sekhta bahagia             lain moneh tipugampang astawa dipumudah             adokne sanak sinji yakdo lah ............             dst. 

c.       Segata

Pantun/Segata/Adi-Adi adalah salah satu jenis puisi Lampung yang di kalangan etnik Lampung lazim digunakan dalam acara-acara yang sifatnya untuk bersukaria, misalnya pengisi acara muda-mudi nyambai, miyah damagh, kedayek. orang jawa mengenal segata dengan istila sisindiran.

 1). Ciri-ciri sagata adalah :

a)      4 baris seuntai

b)      Berirama ab ab

c)      Baris 1,2 sampiran , 3,4 berupa isi

2). Macam-macam sagata :

a)      Sagata sanak ngabambang (mengasuh anak)

b)      Sagata nyindegh / nyindir (sindiran)

c)      Sagata bukahaga / bekahago (percintaan)

d)     Sagata lalaga’an / lelaga’an (berolok-olok)

e)      Sagata nangguh (berpamitan)

Contoh pattun/segata:

kapan kak malam minggu 
sanak debah debingi
mak ngeliah pudakmu 
mak hinok sampai pagi

d.      Bebandung

Bebandung adalah puisi Lampung yang berisi petuah-petuah atau ajaran yang berkenaan dengan agama Islam. Pada zaman dahulu bubandung di gunakan untuk menyampaikan pesan-pesan atau nasihat kepada orang lain dengan cara sindiran ,terkadang di buat dalam bentuk puisi.

Bubandung artinya bertemu ,bebandung adalah pertemuan yang disampaikan pada saat mengadakan pertemuan adat, acara bujang gadis dan sebagainya. Pada umumnya bubandung berisikan :

1.      Bubandung santeghi berisikan nasihat agama maupun ajaran bermasyarakat.

2.      Bubandung cekhita berisi cerita. Misalnya cerita kesedihan, cerita kegembiraan dan lain-lain.

3.      Bubandung usul (taghsul) berisi ajaran keyakinan idiologi yang perlu di tanamkan.

Contoh bubandung santeghi :

Nabi Muhammad ino Rosul

Alam rayo pun bersyukur

Ghasone selamat tigeh dikubur

Carone shalat zakat dan jujur

Gajah lapah cakak mubil

  haga atraksi main bal

Nayah jelma pandai bedalil

Padahal sena ngurangi amal

e.       Ringget /Pisaan

Ringget/pisaan/dadi/highing-highing/wayak/ngehahaddo/hahiwang adalah puisi tradisi Lampung yang lazim digunakan sebagai pengantar acara adat, pelengkap acara pelepasan pengantin wanita ke tempat pengantin pria, pelengkap acara tarian adat (cangget), pelengkap acara muda-mudi (nyambai, miyah damagh, atau kedayek), senandung saat meninabobokan anak, dan pengisi waktu bersantai. Contoh ringget dengan menggunakan dialek “O”, untuk dialek a menyusul wkwk :

Ikam ago betulang

Perwatin ghadeu mengan

Cubo pai sedeu kupei

Butangguh ago mulang

Jamo gham selakian

Jam unyin muaghei

Suaro ghadeu lattang

Ino tando mak supan

Gegeh dilem ngipei

Lain ikam mak senang

Jamo gham sekalian

Kimak ino raso atei

Lai ikam mak senang

Jam kham sekalian

Kimak ina khasa hati

f.       Talibun

Talibun adalah karya sastra lisan berupa pantun seuntai dan memiliki rumusan sajak akhir abc, abc. contoh :

Nagalinang luh ngaghawang

Unyin sikam sai di tinggal

Sanak atawa pamili

Kibau kak haga ngubang

Lamun ghasan mak gagak

Mulli sikam jo sepi

Gegoh tanjagh kelittang

Susunan anjak awal

Tata titi perreti

Bunyi canang sai lattang

Ngucap selamat tinggal

Sanggup ghasani kughuk buwi

g.      Hahiwang

Yaitu bentuk puisi yang berisikan suatu kisah atau cerita sedih. Perbedaan hahiwang dengan bubandung adalah :

1)      Bubandung berisi kegembiraan atau kelucuan ,sedangkan hahiwang berisi cerita sedih

2)      Syair dari bubandung terdiri dari empat baris dari tiap bait, sedangkan hahiwang enam baris tiap bait atau lebih

3)      Lagu/ ritme bubandung dilagukan dengan nada kegembiraan ,sedang hahiwang dengan nada yang sedih.

Contoh hahiwangan dalam dialek “A” :

Sakik sikam ji nimbang

Kak kapan ago segai

Hiwang ni sanak malang

Sikal kilu mahap pai

Hgatong mangedok sai di usung

Ya gila sanak aghuk

Apak ni saka lijung

Sisi di tinggal induk

Sisi di tinggal induk

Mangedok daya lagi

Sikam ghatong jak bungkuk

Nyeghahko jama kuti 

Tabikpun di puskam kaunyinna, kalau ya keteghima

Kamis, 19 September 2019

sastra lampung, jumat 20 september 2019

VIc , VId

Bentuk-Bentuk Sastra Puisi Lampung

a.      Paradinei/Paghadini

Paradinei/paghadini adalah puisi Lampung yang biasa digunakan dalam upacara penyambutan tamu pada saat berlangsungnya pesta pernikahan secara adat. Paradinei/paghadini diucapkan jurubicara masing-masing pihak, baik pihak yang datang maupun yang didatangi. Secara umum, isi paradinei/paghadini berupa tanya jawab tentang maksud atau tujuan kedatangan.

Contoh

         Tabik pun nabik tabik,tabik pun ngalimpukha         sikam ji sanak tepik,haga numpang butanya         mahaf ki salah cutik,gelakhne mangkung biasa         sikam numpang butanya,jama pekhwatin si wat dija         kuti ji anjak ipa,api haga cekhita         dst. 

b.      Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan

Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan adalah salah satu jenis sastra lisan Lampung yang berbentuk puisi, yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan atau nasihat dalam upacara pemberian gelar adat (adek/adok). untuk wilayah Lampung Barat Belalau dikenal dengan istilah betettah adok atau butattah. Adapun ciri-ciri pepaccur adalah :

1.      Tidak ada pembukaan

2.      Berisikan nasihat

3.      Memiliki pola ab ab, abcd, abc abc

4.      Dapat dilakukan dimana sajabagi yang memerlukan nasihat.

Sudah menjadi adat masyarakat Lampung bahwa pada saat bujang atau gadis meninggalkan masa remajanya, pasangan pengantin itu diberi adek/adok sebagai penghormatan dan tanda bahwa mereka sudah berumah tangga. Pemberian adek/adok dilakukan dalam upacara adat yang dikenal dengan istilah ngamai adek/ngamai adok (jika dilakukan di tempat mempelai wanita), nandekken adek dan inei adek/nandok,

             gelakhne ............. anjak pekon .............             bingi hinji lagi senang sekhta bahagia             lain moneh tipugampang astawa dipumudah             adokne sanak sinji yakdo lah ............             dst. 

c.       Segata

Pantun/Segata/Adi-Adi adalah salah satu jenis puisi Lampung yang di kalangan etnik Lampung lazim digunakan dalam acara-acara yang sifatnya untuk bersukaria, misalnya pengisi acara muda-mudi nyambai, miyah damagh, kedayek. orang jawa mengenal segata dengan istila sisindiran.

 1). Ciri-ciri sagata adalah :

a)      4 baris seuntai

b)      Berirama ab ab

c)      Baris 1,2 sampiran , 3,4 berupa isi

2). Macam-macam sagata :

a)      Sagata sanak ngabambang (mengasuh anak)

b)      Sagata nyindegh / nyindir (sindiran)

c)      Sagata bukahaga / bekahago (percintaan)

d)     Sagata lalaga’an / lelaga’an (berolok-olok)

e)      Sagata nangguh (berpamitan)

Contoh pattun/segata:

kapan kak malam minggu 
sanak debah debingi
mak ngeliah pudakmu 
mak hinok sampai pagi

d.      Bebandung

Bebandung adalah puisi Lampung yang berisi petuah-petuah atau ajaran yang berkenaan dengan agama Islam. Pada zaman dahulu bubandung di gunakan untuk menyampaikan pesan-pesan atau nasihat kepada orang lain dengan cara sindiran ,terkadang di buat dalam bentuk puisi.

Bubandung artinya bertemu ,bebandung adalah pertemuan yang disampaikan pada saat mengadakan pertemuan adat, acara bujang gadis dan sebagainya. Pada umumnya bubandung berisikan :

1.      Bubandung santeghi berisikan nasihat agama maupun ajaran bermasyarakat.

2.      Bubandung cekhita berisi cerita. Misalnya cerita kesedihan, cerita kegembiraan dan lain-lain.

3.      Bubandung usul (taghsul) berisi ajaran keyakinan idiologi yang perlu di tanamkan.

Contoh bubandung santeghi :

Nabi Muhammad ino Rosul

Alam rayo pun bersyukur

Ghasone selamat tigeh dikubur

Carone shalat zakat dan jujur

Gajah lapah cakak mubil

  haga atraksi main bal

Nayah jelma pandai bedalil

Padahal sena ngurangi amal

e.       Ringget /Pisaan

Ringget/pisaan/dadi/highing-highing/wayak/ngehahaddo/hahiwang adalah puisi tradisi Lampung yang lazim digunakan sebagai pengantar acara adat, pelengkap acara pelepasan pengantin wanita ke tempat pengantin pria, pelengkap acara tarian adat (cangget), pelengkap acara muda-mudi (nyambai, miyah damagh, atau kedayek), senandung saat meninabobokan anak, dan pengisi waktu bersantai. Contoh ringget dengan menggunakan dialek “O”, untuk dialek a menyusul wkwk :

Ikam ago betulang

Perwatin ghadeu mengan

Cubo pai sedeu kupei

Butangguh ago mulang

Jamo gham selakian

Jam unyin muaghei

Suaro ghadeu lattang

Ino tando mak supan

Gegeh dilem ngipei

Lain ikam mak senang

Jamo gham sekalian

Kimak ino raso atei

Lai ikam mak senang

Jam kham sekalian

Kimak ina khasa hati

f.       Talibun

Talibun adalah karya sastra lisan berupa pantun seuntai dan memiliki rumusan sajak akhir abc, abc. contoh :

Nagalinang luh ngaghawang

Unyin sikam sai di tinggal

Sanak atawa pamili

Kibau kak haga ngubang

Lamun ghasan mak gagak

Mulli sikam jo sepi

Gegoh tanjagh kelittang

Susunan anjak awal

Tata titi perreti

Bunyi canang sai lattang

Ngucap selamat tinggal

Sanggup ghasani kughuk buwi

g.      Hahiwang

Yaitu bentuk puisi yang berisikan suatu kisah atau cerita sedih. Perbedaan hahiwang dengan bubandung adalah :

1)      Bubandung berisi kegembiraan atau kelucuan ,sedangkan hahiwang berisi cerita sedih

2)      Syair dari bubandung terdiri dari empat baris dari tiap bait, sedangkan hahiwang enam baris tiap bait atau lebih

3)      Lagu/ ritme bubandung dilagukan dengan nada kegembiraan ,sedang hahiwang dengan nada yang sedih.

Contoh hahiwangan dalam dialek “A” :

Sakik sikam ji nimbang

Kak kapan ago segai

Hiwang ni sanak malang

Sikal kilu mahap pai

Hgatong mangedok sai di usung

Ya gila sanak aghuk

Apak ni saka lijung

Sisi di tinggal induk

Sisi di tinggal induk

Mangedok daya lagi

Sikam ghatong jak bungkuk

Nyeghahko jama kuti 

Tabikpun di puskam kaunyinna, kalau ya keteghima

Rabu, 18 September 2019

festival krakatau , kamis 19 september 2019

Vc Vb

Festival Krakatau merupakan salah satu perhelatan kebudayaan unggulan dari Provinsi Lampung. Festival yang rutin diadakan setiap tahun ini merupakan parade kebudayaan yang mengangkat kekayaan budaya dan tradisi yang dimiliki Lampung. Selain itu, perhelatan ini juga menjadi ajang promosi potensi pariwisata yang dimiliki setiap kabupaten dan kota yang ada di Lampung.

Festival yang diramaikan dengan karnaval, atraksi seni tradisional, pameran, dan berbagai lomba ini mulai diadakan sejak tahun 1990. Dalam perjalanannya, terdapat banyak variasi yang dilakukan. Karenanya, dari tahun ke tahun, terdapat perbedaan pada konten acara yang ditampilkan. Bagian acara yang selalu mendapat perhatian besar adalah karnaval karena melibatkan partisipasi dari semua lapisan masyarakat.

Pada Oktober 2012, diadakan Festival Krakatau XXII. Acara yang dibuka oleh Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. ini berlangsung sangat meriah. Rangkaian acara berlangsung dari tanggal 6 Oktober sampai 13 Oktober 2012 dan dihadiri 22 duta besar negara-negara sahabat. Dalam rangkaian karnaval, ditampilkan pernak-pernik budaya tradisional Lampung, yang disandingkan dengan beraneka karya kreasi kontemporer.

Karnaval diisi dengan parade busana tradisional dari dua suku besar di Lampung, yaitu Sai Batin dan Pepadun. Ditampilkan pula kesenian topeng tradisional tupping dan sekura yang menjadi salah satu kekhasan seni tradisional Lampung. Karnaval juga dimeriahkan peragaan busana kreasi kontemporer dari bahan kain tapis. Selain itu, atraksi unik seperti parade baris berbaris polisi cilik, marching band, dan gajah-gajah dari Taman Nasional Way Kambas juga ikut meramaikan Festival Krakatau.

Selasa, 17 September 2019

sastra lisan lampung, rabu 18 september 2019

VIe

Bentuk-Bentuk Sastra Puisi Lampung

a.      Paradinei/Paghadini

Paradinei/paghadini adalah puisi Lampung yang biasa digunakan dalam upacara penyambutan tamu pada saat berlangsungnya pesta pernikahan secara adat. Paradinei/paghadini diucapkan jurubicara masing-masing pihak, baik pihak yang datang maupun yang didatangi. Secara umum, isi paradinei/paghadini berupa tanya jawab tentang maksud atau tujuan kedatangan.

Contoh

         Tabik pun nabik tabik,tabik pun ngalimpukha         sikam ji sanak tepik,haga numpang butanya         mahaf ki salah cutik,gelakhne mangkung biasa         sikam numpang butanya,jama pekhwatin si wat dija         kuti ji anjak ipa,api haga cekhita         dst. 

b.      Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan

Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan adalah salah satu jenis sastra lisan Lampung yang berbentuk puisi, yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan atau nasihat dalam upacara pemberian gelar adat (adek/adok). untuk wilayah Lampung Barat Belalau dikenal dengan istilah betettah adok atau butattah. Adapun ciri-ciri pepaccur adalah :

1.      Tidak ada pembukaan

2.      Berisikan nasihat

3.      Memiliki pola ab ab, abcd, abc abc

4.      Dapat dilakukan dimana sajabagi yang memerlukan nasihat.

Sudah menjadi adat masyarakat Lampung bahwa pada saat bujang atau gadis meninggalkan masa remajanya, pasangan pengantin itu diberi adek/adok sebagai penghormatan dan tanda bahwa mereka sudah berumah tangga. Pemberian adek/adok dilakukan dalam upacara adat yang dikenal dengan istilah ngamai adek/ngamai adok (jika dilakukan di tempat mempelai wanita), nandekken adek dan inei adek/nandok,

             gelakhne ............. anjak pekon .............             bingi hinji lagi senang sekhta bahagia             lain moneh tipugampang astawa dipumudah             adokne sanak sinji yakdo lah ............             dst. 

c.       Segata

Pantun/Segata/Adi-Adi adalah salah satu jenis puisi Lampung yang di kalangan etnik Lampung lazim digunakan dalam acara-acara yang sifatnya untuk bersukaria, misalnya pengisi acara muda-mudi nyambai, miyah damagh, kedayek. orang jawa mengenal segata dengan istila sisindiran.

 1). Ciri-ciri sagata adalah :

a)      4 baris seuntai

b)      Berirama ab ab

c)      Baris 1,2 sampiran , 3,4 berupa isi

2). Macam-macam sagata :

a)      Sagata sanak ngabambang (mengasuh anak)

b)      Sagata nyindegh / nyindir (sindiran)

c)      Sagata bukahaga / bekahago (percintaan)

d)     Sagata lalaga’an / lelaga’an (berolok-olok)

e)      Sagata nangguh (berpamitan)

Contoh pattun/segata:

kapan kak malam minggu 
sanak debah debingi
mak ngeliah pudakmu 
mak hinok sampai pagi

d.      Bebandung

Bebandung adalah puisi Lampung yang berisi petuah-petuah atau ajaran yang berkenaan dengan agama Islam. Pada zaman dahulu bubandung di gunakan untuk menyampaikan pesan-pesan atau nasihat kepada orang lain dengan cara sindiran ,terkadang di buat dalam bentuk puisi.

Bubandung artinya bertemu ,bebandung adalah pertemuan yang disampaikan pada saat mengadakan pertemuan adat, acara bujang gadis dan sebagainya. Pada umumnya bubandung berisikan :

1.      Bubandung santeghi berisikan nasihat agama maupun ajaran bermasyarakat.

2.      Bubandung cekhita berisi cerita. Misalnya cerita kesedihan, cerita kegembiraan dan lain-lain.

3.      Bubandung usul (taghsul) berisi ajaran keyakinan idiologi yang perlu di tanamkan.

Contoh bubandung santeghi :

Nabi Muhammad ino Rosul

Alam rayo pun bersyukur

Ghasone selamat tigeh dikubur

Carone shalat zakat dan jujur

Gajah lapah cakak mubil

  haga atraksi main bal

Nayah jelma pandai bedalil

Padahal sena ngurangi amal

e.       Ringget /Pisaan

Ringget/pisaan/dadi/highing-highing/wayak/ngehahaddo/hahiwang adalah puisi tradisi Lampung yang lazim digunakan sebagai pengantar acara adat, pelengkap acara pelepasan pengantin wanita ke tempat pengantin pria, pelengkap acara tarian adat (cangget), pelengkap acara muda-mudi (nyambai, miyah damagh, atau kedayek), senandung saat meninabobokan anak, dan pengisi waktu bersantai. Contoh ringget dengan menggunakan dialek “O”, untuk dialek a menyusul wkwk :

Ikam ago betulang

Perwatin ghadeu mengan

Cubo pai sedeu kupei

Butangguh ago mulang

Jamo gham selakian

Jam unyin muaghei

Suaro ghadeu lattang

Ino tando mak supan

Gegeh dilem ngipei

Lain ikam mak senang

Jamo gham sekalian

Kimak ino raso atei

Lai ikam mak senang

Jam kham sekalian

Kimak ina khasa hati

f.       Talibun

Talibun adalah karya sastra lisan berupa pantun seuntai dan memiliki rumusan sajak akhir abc, abc. contoh :

Nagalinang luh ngaghawang

Unyin sikam sai di tinggal

Sanak atawa pamili

Kibau kak haga ngubang

Lamun ghasan mak gagak

Mulli sikam jo sepi

Gegoh tanjagh kelittang

Susunan anjak awal

Tata titi perreti

Bunyi canang sai lattang

Ngucap selamat tinggal

Sanggup ghasani kughuk buwi

g.      Hahiwang

Yaitu bentuk puisi yang berisikan suatu kisah atau cerita sedih. Perbedaan hahiwang dengan bubandung adalah :

1)      Bubandung berisi kegembiraan atau kelucuan ,sedangkan hahiwang berisi cerita sedih

2)      Syair dari bubandung terdiri dari empat baris dari tiap bait, sedangkan hahiwang enam baris tiap bait atau lebih

3)      Lagu/ ritme bubandung dilagukan dengan nada kegembiraan ,sedang hahiwang dengan nada yang sedih.

Contoh hahiwangan dalam dialek “A” :

Sakik sikam ji nimbang

Kak kapan ago segai

Hiwang ni sanak malang

Sikal kilu mahap pai

Hgatong mangedok sai di usung

Ya gila sanak aghuk

Apak ni saka lijung

Sisi di tinggal induk

Sisi di tinggal induk

Mangedok daya lagi

Sikam ghatong jak bungkuk

Nyeghahko jama kuti 

Tabikpun di puskam kaunyinna, kalau ya keteghima

Senin, 16 September 2019

festival krakatau selasa 17 september 2019

Va Ve

Festival Krakatau merupakan salah satu perhelatan kebudayaan unggulan dari Provinsi Lampung. Festival yang rutin diadakan setiap tahun ini merupakan parade kebudayaan yang mengangkat kekayaan budaya dan tradisi yang dimiliki Lampung. Selain itu, perhelatan ini juga menjadi ajang promosi potensi pariwisata yang dimiliki setiap kabupaten dan kota yang ada di Lampung.

Festival yang diramaikan dengan karnaval, atraksi seni tradisional, pameran, dan berbagai lomba ini mulai diadakan sejak tahun 1990. Dalam perjalanannya, terdapat banyak variasi yang dilakukan. Karenanya, dari tahun ke tahun, terdapat perbedaan pada konten acara yang ditampilkan. Bagian acara yang selalu mendapat perhatian besar adalah karnaval karena melibatkan partisipasi dari semua lapisan masyarakat.

Pada Oktober 2012, diadakan Festival Krakatau XXII. Acara yang dibuka oleh Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. ini berlangsung sangat meriah. Rangkaian acara berlangsung dari tanggal 6 Oktober sampai 13 Oktober 2012 dan dihadiri 22 duta besar negara-negara sahabat. Dalam rangkaian karnaval, ditampilkan pernak-pernik budaya tradisional Lampung, yang disandingkan dengan beraneka karya kreasi kontemporer.

Karnaval diisi dengan parade busana tradisional dari dua suku besar di Lampung, yaitu Sai Batin dan Pepadun. Ditampilkan pula kesenian topeng tradisional tupping dan sekura yang menjadi salah satu kekhasan seni tradisional Lampung. Karnaval juga dimeriahkan peragaan busana kreasi kontemporer dari bahan kain tapis. Selain itu, atraksi unik seperti parade baris berbaris polisi cilik, marching band, dan gajah-gajah dari Taman Nasional Way Kambas juga ikut meramaikan Festival Krakatau.

Minggu, 15 September 2019

Sastra Lampung , Senin 16 September 2019

VI F, VIG

Bentuk-Bentuk Sastra Puisi Lampung

a.      Paradinei/Paghadini

Paradinei/paghadini adalah puisi Lampung yang biasa digunakan dalam upacara penyambutan tamu pada saat berlangsungnya pesta pernikahan secara adat. Paradinei/paghadini diucapkan jurubicara masing-masing pihak, baik pihak yang datang maupun yang didatangi. Secara umum, isi paradinei/paghadini berupa tanya jawab tentang maksud atau tujuan kedatangan.

Contoh

         Tabik pun nabik tabik,tabik pun ngalimpukha         sikam ji sanak tepik,haga numpang butanya         mahaf ki salah cutik,gelakhne mangkung biasa         sikam numpang butanya,jama pekhwatin si wat dija         kuti ji anjak ipa,api haga cekhita         dst. 

b.      Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan

Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan adalah salah satu jenis sastra lisan Lampung yang berbentuk puisi, yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan atau nasihat dalam upacara pemberian gelar adat (adek/adok). untuk wilayah Lampung Barat Belalau dikenal dengan istilah betettah adok atau butattah. Adapun ciri-ciri pepaccur adalah :

1.      Tidak ada pembukaan

2.      Berisikan nasihat

3.      Memiliki pola ab ab, abcd, abc abc

4.      Dapat dilakukan dimana sajabagi yang memerlukan nasihat.

Sudah menjadi adat masyarakat Lampung bahwa pada saat bujang atau gadis meninggalkan masa remajanya, pasangan pengantin itu diberi adek/adok sebagai penghormatan dan tanda bahwa mereka sudah berumah tangga. Pemberian adek/adok dilakukan dalam upacara adat yang dikenal dengan istilah ngamai adek/ngamai adok (jika dilakukan di tempat mempelai wanita), nandekken adek dan inei adek/nandok,

             gelakhne ............. anjak pekon .............             bingi hinji lagi senang sekhta bahagia             lain moneh tipugampang astawa dipumudah             adokne sanak sinji yakdo lah ............             dst. 

c.       Segata

Pantun/Segata/Adi-Adi adalah salah satu jenis puisi Lampung yang di kalangan etnik Lampung lazim digunakan dalam acara-acara yang sifatnya untuk bersukaria, misalnya pengisi acara muda-mudi nyambai, miyah damagh, kedayek. orang jawa mengenal segata dengan istila sisindiran.

 1). Ciri-ciri sagata adalah :

a)      4 baris seuntai

b)      Berirama ab ab

c)      Baris 1,2 sampiran , 3,4 berupa isi

2). Macam-macam sagata :

a)      Sagata sanak ngabambang (mengasuh anak)

b)      Sagata nyindegh / nyindir (sindiran)

c)      Sagata bukahaga / bekahago (percintaan)

d)     Sagata lalaga’an / lelaga’an (berolok-olok)

e)      Sagata nangguh (berpamitan)

Contoh pattun/segata:

kapan kak malam minggu 
sanak debah debingi
mak ngeliah pudakmu 
mak hinok sampai pagi

d.      Bebandung

Bebandung adalah puisi Lampung yang berisi petuah-petuah atau ajaran yang berkenaan dengan agama Islam. Pada zaman dahulu bubandung di gunakan untuk menyampaikan pesan-pesan atau nasihat kepada orang lain dengan cara sindiran ,terkadang di buat dalam bentuk puisi.

Bubandung artinya bertemu ,bebandung adalah pertemuan yang disampaikan pada saat mengadakan pertemuan adat, acara bujang gadis dan sebagainya. Pada umumnya bubandung berisikan :

1.      Bubandung santeghi berisikan nasihat agama maupun ajaran bermasyarakat.

2.      Bubandung cekhita berisi cerita. Misalnya cerita kesedihan, cerita kegembiraan dan lain-lain.

3.      Bubandung usul (taghsul) berisi ajaran keyakinan idiologi yang perlu di tanamkan.

Contoh bubandung santeghi :

Nabi Muhammad ino Rosul

Alam rayo pun bersyukur

Ghasone selamat tigeh dikubur

Carone shalat zakat dan jujur

Gajah lapah cakak mubil

  haga atraksi main bal

Nayah jelma pandai bedalil

Padahal sena ngurangi amal

e.       Ringget /Pisaan

Ringget/pisaan/dadi/highing-highing/wayak/ngehahaddo/hahiwang adalah puisi tradisi Lampung yang lazim digunakan sebagai pengantar acara adat, pelengkap acara pelepasan pengantin wanita ke tempat pengantin pria, pelengkap acara tarian adat (cangget), pelengkap acara muda-mudi (nyambai, miyah damagh, atau kedayek), senandung saat meninabobokan anak, dan pengisi waktu bersantai. Contoh ringget dengan menggunakan dialek “O”, untuk dialek a menyusul wkwk :

Ikam ago betulang

Perwatin ghadeu mengan

Cubo pai sedeu kupei

Butangguh ago mulang

Jamo gham selakian

Jam unyin muaghei

Suaro ghadeu lattang

Ino tando mak supan

Gegeh dilem ngipei

Lain ikam mak senang

Jamo gham sekalian

Kimak ino raso atei

Lai ikam mak senang

Jam kham sekalian

Kimak ina khasa hati

f.       Talibun

Talibun adalah karya sastra lisan berupa pantun seuntai dan memiliki rumusan sajak akhir abc, abc. contoh :

Nagalinang luh ngaghawang

Unyin sikam sai di tinggal

Sanak atawa pamili

Kibau kak haga ngubang

Lamun ghasan mak gagak

Mulli sikam jo sepi

Gegoh tanjagh kelittang

Susunan anjak awal

Tata titi perreti

Bunyi canang sai lattang

Ngucap selamat tinggal

Sanggup ghasani kughuk buwi

g.      Hahiwang

Yaitu bentuk puisi yang berisikan suatu kisah atau cerita sedih. Perbedaan hahiwang dengan bubandung adalah :

1)      Bubandung berisi kegembiraan atau kelucuan ,sedangkan hahiwang berisi cerita sedih

2)      Syair dari bubandung terdiri dari empat baris dari tiap bait, sedangkan hahiwang enam baris tiap bait atau lebih

3)      Lagu/ ritme bubandung dilagukan dengan nada kegembiraan ,sedang hahiwang dengan nada yang sedih.

Contoh hahiwangan dalam dialek “A” :

Sakik sikam ji nimbang

Kak kapan ago segai

Hiwang ni sanak malang

Sikal kilu mahap pai

Hgatong mangedok sai di usung

Ya gila sanak aghuk

Apak ni saka lijung

Sisi di tinggal induk

Sisi di tinggal induk

Mangedok daya lagi

Sikam ghatong jak bungkuk

Nyeghahko jama kuti 

Tabikpun di puskam kaunyinna, kalau ya keteghima

Kamis, 12 September 2019

sastra lisan lampung, jumat 13 september 2019

Bentuk-Bentuk Sastra Puisi Lampung


a.      Paradinei/Paghadini

Paradinei/paghadini adalah puisi Lampung yang biasa digunakan dalam upacara penyambutan tamu pada saat berlangsungnya pesta pernikahan secara adat. Paradinei/paghadini diucapkan jurubicara masing-masing pihak, baik pihak yang datang maupun yang didatangi. Secara umum, isi paradinei/paghadini berupa tanya jawab tentang maksud atau tujuan kedatangan.

Contoh

         Tabik pun nabik tabik,tabik pun ngalimpukha         sikam ji sanak tepik,haga numpang butanya         mahaf ki salah cutik,gelakhne mangkung biasa         sikam numpang butanya,jama pekhwatin si wat dija         kuti ji anjak ipa,api haga cekhita         dst. 

b.      Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan

Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan adalah salah satu jenis sastra lisan Lampung yang berbentuk puisi, yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan atau nasihat dalam upacara pemberian gelar adat (adek/adok). untuk wilayah Lampung Barat Belalau dikenal dengan istilah betettah adok atau butattah. Adapun ciri-ciri pepaccur adalah :

1.      Tidak ada pembukaan

2.      Berisikan nasihat

3.      Memiliki pola ab ab, abcd, abc abc

4.      Dapat dilakukan dimana sajabagi yang memerlukan nasihat.

Sudah menjadi adat masyarakat Lampung bahwa pada saat bujang atau gadis meninggalkan masa remajanya, pasangan pengantin itu diberi adek/adok sebagai penghormatan dan tanda bahwa mereka sudah berumah tangga. Pemberian adek/adok dilakukan dalam upacara adat yang dikenal dengan istilah ngamai adek/ngamai adok (jika dilakukan di tempat mempelai wanita), nandekken adek dan inei adek/nandok,

             gelakhne ............. anjak pekon .............             bingi hinji lagi senang sekhta bahagia             lain moneh tipugampang astawa dipumudah             adokne sanak sinji yakdo lah ............             dst. 

c.       Segata

Pantun/Segata/Adi-Adi adalah salah satu jenis puisi Lampung yang di kalangan etnik Lampung lazim digunakan dalam acara-acara yang sifatnya untuk bersukaria, misalnya pengisi acara muda-mudi nyambai, miyah damagh, kedayek. orang jawa mengenal segata dengan istila sisindiran.

 1). Ciri-ciri sagata adalah :

a)      4 baris seuntai

b)      Berirama ab ab

c)      Baris 1,2 sampiran , 3,4 berupa isi

2). Macam-macam sagata :

a)      Sagata sanak ngabambang (mengasuh anak)

b)      Sagata nyindegh / nyindir (sindiran)

c)      Sagata bukahaga / bekahago (percintaan)

d)     Sagata lalaga’an / lelaga’an (berolok-olok)

e)      Sagata nangguh (berpamitan)

Contoh pattun/segata:

kapan kak malam minggu 
sanak debah debingi
mak ngeliah pudakmu 
mak hinok sampai pagi

d.      Bebandung

Bebandung adalah puisi Lampung yang berisi petuah-petuah atau ajaran yang berkenaan dengan agama Islam. Pada zaman dahulu bubandung di gunakan untuk menyampaikan pesan-pesan atau nasihat kepada orang lain dengan cara sindiran ,terkadang di buat dalam bentuk puisi.

Bubandung artinya bertemu ,bebandung adalah pertemuan yang disampaikan pada saat mengadakan pertemuan adat, acara bujang gadis dan sebagainya. Pada umumnya bubandung berisikan :

1.      Bubandung santeghi berisikan nasihat agama maupun ajaran bermasyarakat.

2.      Bubandung cekhita berisi cerita. Misalnya cerita kesedihan, cerita kegembiraan dan lain-lain.

3.      Bubandung usul (taghsul) berisi ajaran keyakinan idiologi yang perlu di tanamkan.

Contoh bubandung santeghi :

Nabi Muhammad ino Rosul

Alam rayo pun bersyukur

Ghasone selamat tigeh dikubur

Carone shalat zakat dan jujur

Gajah lapah cakak mubil

  haga atraksi main bal

Nayah jelma pandai bedalil

Padahal sena ngurangi amal

e.       Ringget /Pisaan

Ringget/pisaan/dadi/highing-highing/wayak/ngehahaddo/hahiwang adalah puisi tradisi Lampung yang lazim digunakan sebagai pengantar acara adat, pelengkap acara pelepasan pengantin wanita ke tempat pengantin pria, pelengkap acara tarian adat (cangget), pelengkap acara muda-mudi (nyambai, miyah damagh, atau kedayek), senandung saat meninabobokan anak, dan pengisi waktu bersantai. Contoh ringget dengan menggunakan dialek “O”, untuk dialek a menyusul wkwk :

Ikam ago betulang

Perwatin ghadeu mengan

Cubo pai sedeu kupei

Butangguh ago mulang

Jamo gham selakian

Jam unyin muaghei

Suaro ghadeu lattang

Ino tando mak supan

Gegeh dilem ngipei

Lain ikam mak senang

Jamo gham sekalian

Kimak ino raso atei

Lai ikam mak senang

Jam kham sekalian

Kimak ina khasa hati

f.       Talibun

Talibun adalah karya sastra lisan berupa pantun seuntai dan memiliki rumusan sajak akhir abc, abc. contoh :

Nagalinang luh ngaghawang

Unyin sikam sai di tinggal

Sanak atawa pamili

Kibau kak haga ngubang

Lamun ghasan mak gagak

Mulli sikam jo sepi

Gegoh tanjagh kelittang

Susunan anjak awal

Tata titi perreti

Bunyi canang sai lattang

Ngucap selamat tinggal

Sanggup ghasani kughuk buwi

g.      Hahiwang

Yaitu bentuk puisi yang berisikan suatu kisah atau cerita sedih. Perbedaan hahiwang dengan bubandung adalah :

1)      Bubandung berisi kegembiraan atau kelucuan ,sedangkan hahiwang berisi cerita sedih

2)      Syair dari bubandung terdiri dari empat baris dari tiap bait, sedangkan hahiwang enam baris tiap bait atau lebih

3)      Lagu/ ritme bubandung dilagukan dengan nada kegembiraan ,sedang hahiwang dengan nada yang sedih.

Contoh hahiwangan dalam dialek “A” :

Sakik sikam ji nimbang

Kak kapan ago segai

Hiwang ni sanak malang

Sikal kilu mahap pai

Hgatong mangedok sai di usung

Ya gila sanak aghuk

Apak ni saka lijung

Sisi di tinggal induk

Sisi di tinggal induk

Mangedok daya lagi

Sikam ghatong jak bungkuk

Nyeghahko jama kuti 

Tabikpun di puskam kaunyinna, kalau ya keteghima

Rabu, 11 September 2019

Festival Krakatau Kamis, 12 september 2019

Vc Vb

Festival Krakatau merupakan salah satu perhelatan kebudayaan unggulan dari Provinsi Lampung. Festival yang rutin diadakan setiap tahun ini merupakan parade kebudayaan yang mengangkat kekayaan budaya dan tradisi yang dimiliki Lampung. Selain itu, perhelatan ini juga menjadi ajang promosi potensi pariwisata yang dimiliki setiap kabupaten dan kota yang ada di Lampung.

Festival yang diramaikan dengan karnaval, atraksi seni tradisional, pameran, dan berbagai lomba ini mulai diadakan sejak tahun 1990. Dalam perjalanannya, terdapat banyak variasi yang dilakukan. Karenanya, dari tahun ke tahun, terdapat perbedaan pada konten acara yang ditampilkan. Bagian acara yang selalu mendapat perhatian besar adalah karnaval karena melibatkan partisipasi dari semua lapisan masyarakat.

Pada Oktober 2012, diadakan Festival Krakatau XXII. Acara yang dibuka oleh Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. ini berlangsung sangat meriah. Rangkaian acara berlangsung dari tanggal 6 Oktober sampai 13 Oktober 2012 dan dihadiri 22 duta besar negara-negara sahabat. Dalam rangkaian karnaval, ditampilkan pernak-pernik budaya tradisional Lampung, yang disandingkan dengan beraneka karya kreasi kontemporer.

Karnaval diisi dengan parade busana tradisional dari dua suku besar di Lampung, yaitu Sai Batin dan Pepadun. Ditampilkan pula kesenian topeng tradisional tupping dan sekura yang menjadi salah satu kekhasan seni tradisional Lampung. Karnaval juga dimeriahkan peragaan busana kreasi kontemporer dari bahan kain tapis. Selain itu, atraksi unik seperti parade baris berbaris polisi cilik, marching band, dan gajah-gajah dari Taman Nasional Way Kambas juga ikut meramaikan Festival Krakatau.

Selasa, 10 September 2019

Festival Krakatau , Rabu 11 september 2019

VD

Festival Krakatau merupakan salah satu perhelatan kebudayaan unggulan dari Provinsi Lampung. Festival yang rutin diadakan setiap tahun ini merupakan parade kebudayaan yang mengangkat kekayaan budaya dan tradisi yang dimiliki Lampung. Selain itu, perhelatan ini juga menjadi ajang promosi potensi pariwisata yang dimiliki setiap kabupaten dan kota yang ada di Lampung.

Festival yang diramaikan dengan karnaval, atraksi seni tradisional, pameran, dan berbagai lomba ini mulai diadakan sejak tahun 1990. Dalam perjalanannya, terdapat banyak variasi yang dilakukan. Karenanya, dari tahun ke tahun, terdapat perbedaan pada konten acara yang ditampilkan. Bagian acara yang selalu mendapat perhatian besar adalah karnaval karena melibatkan partisipasi dari semua lapisan masyarakat.

Pada Oktober 2012, diadakan Festival Krakatau XXII. Acara yang dibuka oleh Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. ini berlangsung sangat meriah. Rangkaian acara berlangsung dari tanggal 6 Oktober sampai 13 Oktober 2012 dan dihadiri 22 duta besar negara-negara sahabat. Dalam rangkaian karnaval, ditampilkan pernak-pernik budaya tradisional Lampung, yang disandingkan dengan beraneka karya kreasi kontemporer.

Karnaval diisi dengan parade busana tradisional dari dua suku besar di Lampung, yaitu Sai Batin dan Pepadun. Ditampilkan pula kesenian topeng tradisional tupping dan sekura yang menjadi salah satu kekhasan seni tradisional Lampung. Karnaval juga dimeriahkan peragaan busana kreasi kontemporer dari bahan kain tapis. Selain itu, atraksi unik seperti parade baris berbaris polisi cilik, marching band, dan gajah-gajah dari Taman Nasional Way Kambas juga ikut meramaikan Festival Krakatau.

TES IT (MATERI PEMBERLAJARAN Aku merawat tubuhku)

MATERI PEMBERLAJARAN   Hari/Tanggal                : Selasa , 30 November 2021 Tema                            : Diriku Subtema 3 ...